Harian Yunus #1


               

                Pada postingan kali ini saya hanya mau sekedar share tentang harian saya. Hmm, sebenarnya saya sendiri juga bingung mau posting apaan. Jadi, tiap harinya saya mau posting tentang keseharian saya. Ya, walaupun mungkin postingan saya agak absurd. Tapi kan..ah sudahlah. Gimana? Setuju? Setujuuuuu(malah jawab sendiri). Oke, inilah cerita saya di hari ini:
               
               Hampir setiap hari saya mendengar pujian-pujian yang dilontarkan kepadanya. Ya,siapa lagi kalau bukan orang yang menyandang predikat sebagai orang pintar(katanya). Saya tak habis pikir mengapa mereka selalu membicarakan si orang pintar tersebut. Mengapa? Karena saya selalu bertanya-tanya kepada diri saya sendiri “Apakah waktu mereka hanya digunakan untuk melontarkan pujian terhadap seseorang? Apakah selama ini mereka hanya menghabiskan waktu mereka untuk memujinya? Tentu tidak,bukan? Jujur saja, saya tidak iri kepadanya hanya karena ingin dipuji. Justru hati saya sulit menerima pujian. Mengapa? Karena jika suatu waktu saya mendengar pujian dari seseorang, saya selalu berpikir bagaimana tentang diri saya, apakah saya layak diberikan pujian, dan masih banyak lagi. Ketahuilah, pujian itu suatu saat mungkin saja berubah menjadi cacian,hinaan,dsb. Kalau mendengar pujian seperti itu, saya selalu teringat saat-saat saya mendengar pujian yang dilontarkan kepada  siswa berprestasi yang mewakili Lampung dalam olimpiade geografi. Namanya adalah ******. Tentu sebagai orang normal saya ingin seperti dia. Bukan karena ingin dapat pujian dari banyak orang melainkan saya hanya ingin membanggakan kedua orang tua saya. Tapi apa yang saya lakukan selama ini? Hanya malas-malasan, menghabiskan waktu untuk main game,dll. Yang paling saya ingat dari pujian itu ialah sepenggal kalimat yang menggugah semangat, pujian itu bunyinya kira-kira seperti ini “Contohlah  nak ****** ini! Membanggakan orang tuanya, membawa nama baik sekolah, dan juga membanggakan guru. Saya berharap nanti akan lahir ****** yang baru”. Hmm, saya sempat mikir keras saat itu. Lantas saya bertanya kepada diri saya sendiri,”Haruskah saya menjadi seperti dia?” Setelah saya pikirkan, saya tidak ingin menjadi dia. Saya katakan lagi,TIDAK!! Mengapa? Karena saya ingin menjadi LEBIH BAIK daripada dia :-) .

Oke, sekian dulu cerita dari saya. Lebih dan kurangnya mohon dimaafkan. Saya hanyalah orang biasa yang ingin menjadi luar biasa. Sampai jumpa di postingan selanjutnya :-P
Previous
Next Post »
Comments
0 Comments
Post a Comment
Thanks for your comment